Disrupsi Informasi: Tantangan Terbaru bagi Demokrasi - Perspektif dari Democracy Studies Batch 2

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Disrupsi Informasi: Tantangan Terbaru bagi Demokrasi - Perspektif dari Democracy Studies Batch 2

Minggu, 31 Maret 2024 | Maret 31, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-31T15:22:44Z



Demokrasi dan Disrupsi Informasi adalah materi lanjutan dari Democracy Studies batch 2 yang diisi oleh Dian Wahyu Kusuma ketua AJI Bandar Lampung pada Minggu, 31 Maret 2024.


Pemateri menyampaikan bahwa Pers adalah pilar demokrasi bersanding dengan trias politika eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Karya jurnalistik adalah sebuah informasi dan opini yang harus sampai kepada masyarakat untuk usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itulah, lembaga pers maupun jurnalis yang memproduksi informasi dan opini yang bersifat jurnalistik harus teruju kredibilitasnya.


Meski kekinian, dengan banyaknya media-media jurnalistik yang bermunculan, seolah mengalami inflasi wacana yang berhamburan di media sosial, pers seolah mengalami degradasi wacana kritis. Hal ini memiliki banyak faktor, seperti kurangnya seleksi ketat untuk seseorang menjadi wartawan, minimnya pemasukan dana yang dapat dikelola sehingga mengganggu stabilitas lembaga pers, dan yang terbaru adalah gempuran informasi yang bertaburan di platform media sosial seperti youtube, facebook, dan tiktok yang sangat mudah di akses oleh masyarakat namun tidak memiliki standar yang kemudian informasi itu dapat di percaya atau tidak.


Dian mengatakan "masyarakat harus bisa memilih atau mengkelompokan media mana yang dapat di uji kebenarannya dan mana yang tidak. ditambah lagi dengan merebaknya media sosial hari ini, yang membuat semua masyarakat dapat memproduksi sekaligus menyampaikan informasi yang membuatnya semakin samarnya kebenaran yang ada di dunia digital."


Menurut dian, sejak mulanya media khususnya pers memiliki peranan penting dalam setiap perubahan sosial, baik dalam menyajikan fakta-fakta, fenomena-fenomena sehingga membangun kecerdasan masyarakat. Untuk itu kita semua memiliki tanggung jawab moril untuk dapat membangun sumber daya manusia dengan mengupayakan masyarakat pengguna media sosial memahami etika jurnalistik agar kontan/informasi yang dipublikasi bisa di pertanggung jawabkan kebenarnya. 


Dengan pesatnya kemajuan teknologi Informasi saat ini, seperti platform media sosial yang lebih digemari masyarakat, lebih banyaknya minat informasi dalam bentu Video, dan yang terbaru adalah mudahnya mencari informasi menggunakan Chat bot Artificial Intelligens, harus membuat lembaga pers untuk lebih berinovasi agar wacana kritis yang diproduksi dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Tutupnya.


Sesi ini diakhiri dengan buka bersama pemateri dan peserta kelas, dan sesi selanjutnya akan dilanjutkan pada tanggal 3-4 April 2024, dengan tetap ada orientasi awal bahwa diskusi yang dilaksanakan dalam rangka membaca dan memahami kompleksitas demokrasi dan politik di Indonesia.

×
Berita Terbaru Update