UIN Sunan Kalijaga menganugerahkan gelar doktor kehormatan Gus Yahya -->

UIN Sunan Kalijaga menganugerahkan gelar doktor kehormatan Gus Yahya

Sabtu, 11 Februari 2023, Sabtu, Februari 11, 2023

UIN Sunan Kalijaga  menganugerahkan gelar doktor kehormatan Gus Yahya   


Jakarta,  Universitas Islam Nasional (UIN) NU Sunan Kalijaga  menganugerahkan gelar doktor kehormatan kepada  KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). 


Penghargaan tersebut diberikan kepada Prof. pada Senin (13/02/2023) di Gedung  HM Amin Abdullah atau  UIN Serbaguna di Sunan Kalijaga, Jalan Marsda Adisucipto, Yogyakarta. 


Wakil Rektor II UIN Sunan Kalijaga Prof. Sahiron Syamsuddin mengatakan penghargaan doktor kehormatan  diberikan karena Gus Yahya yang turut menciptakan perdamaian melalui pemikiran dan langkah strategisnya. 


“Alasan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan gelar doktor kehormatan kepada Gus Yahya, ketua NU saat ini, karena beliau  banyak memberikan  pemikiran dan tindakan  perdamaian dan persatuan kepada umat di tingkat nasional dan internasional, ujarnya , Sabtu (2/11/2023). 


Menurut Sahiron, hal itu tidak hanya dilakukan Gus Yahya  setelah menjadi ketua PBNU, tapi jauh sebelum itu. Pemikiran dan langkah strategisnya terus berlanjut hingga dipercaya menduduki jabatan ketua PBNU. 


''Dia melakukannya tidak hanya sekarang, tapi juga dulu,” kata guru besar Tafsiri UIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta. Lebih lanjut Sahiron menjelaskan bahwa Gus Yahya  menerjemahkan pemikiran-pemikiran Gus Dur tentang kebangsaan, kenegaraan dan agama. 


Semua pikirannya dimaksudkan sebagai rahmat bagi alam semesta. “Beliau biasa menerjemahkan gagasan-gagasan Gus Dur tentang bangsa, negara, dan agama untuk menunjukkan kasih sayang kepada alam semesta,” jelasnya. 


Menurut Sahiron, Gus Yahya juga memiliki gagasan tentang peradaban yang diharapkannya dapat menjadi solusi dari tantangan zaman saat ini. “Sekarang dia memiliki gagasan tentang perlunya menciptakan apa yang disebut fiqh yang beradab untuk menjawab tantangan zaman,” ujarnya. 


Penganugerahan gelar doktor kehormatan untuk Gus Yahya ini sudah melalui rapat pimpinan UIN Sunan Kalijaga dengan melihat rekam jejak yang sangat jelas tersebut. 


“Melihat kontribusi konkret tersebut, Pimpinan UIN mengadakan rapat khusus tentang kemungkinan pemberian anugerah Doktor Honoris Causa kepada beliau,” kata akademisi kelahiran Cirebon, Jawa Barat 54 tahun yang lalu itu. 


Karena UIN Sunan Kalijaga memiliki inklusifitas dan dalam rangka turut menciptakan perdamaian dunia dan persatuan bangsa, maka pimpinan mengusulkan kepada Senat Universitas agar penganugerahan doktor kehormatan ini juga diberikan kepada tokoh dari satu organisasi Islam yang lain, yaitu Muhammadiyah, dan dari agama lain, yakni Katolik. 


“Senat Universitas melakukan rapat dan disetujui. Dalam proses yang cukup panjang, akhirnya Senat dan Pimpinan UIN Sunan Kalijaga menyetujui dua nama lagi, yakni Dr. Sudibyo Markus, M.B.A dari Muhammadiyah dan Cardinal Miguel Angel Ayuso  Guixiot, M.C.C.J. dari Vatikan,” kata Sahiron. 


UIN Sunan Kalijaga berharap agar pemberian doktor honoris causa ini dapat menyuntikkan semangat yang lebih tinggi bagi ketiga promovendus untuk dapat mewujudkan perdamaian dunia. 


“Berharap pemberian Dr HC ini dapat memberikan semangat lebih besar lagi kepada KH Yahya Cholil Staquf, Cardinal Ayuso dan Pak Sudibyo untuk terus memberikan manfaat bagi kemanusiaan dan perdamaian dunia,” katanya. 


Selain itu, sebagai doktor, tiga tokoh tersebut juga dapat melakukan aktivitas akademik, baik mengajar, meneliti, ataupun menguji di tingkat pascasarjana.


“Sebagai doktor, beliau-beliau dapat dan berhak melakukan aktivitas akademik, seperti mengajar dan menguji di pascasarjana, melakukan penelitian, dan melaksanakan pengabdian di masyarakat luas,” pungkas Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Yogyakarta itu.


Berita Pilihan

berita POPULER+

TerPopuler