Resiko Jejak Digital Di Sosial Media -->

Resiko Jejak Digital Di Sosial Media

Senin, 06 Februari 2023, Senin, Februari 06, 2023
Gati susanto Penulis adalah pengamat media sosial/GM 
ptdumasmedianusantara
  

Pepatah mengatakan “mulutmu adalah macan bagimu”, ini memberikan pesan moral bahwa kita harus berhati-hati dalam berbicara, karena jika kita salah mengucapkan kata atau kalimat, akibatnya fatal. Begitu juga dengan jari, kita sering membaca dan mendengar istilah “Jarimu adalah harimaumu” di dunia digital, yang dapat membuat kita berpikir bahwa menulis di jejaring sosial harus bijak agar tidak menyinggung perasaan orang lain. yang mengakibatkan pelanggaran terhadap UU ITE. 


 Di dunia maya, kita sering melihat status teman di Facebook dan akun lain, statusnya termasuk teriakan, keluhan, bahkan umpatan dan kata-kata kotor yang mengandung kekerasan. Ironisnya, teman yang kita yakini santun dalam tutur kata, santun dalam perilaku di dunia nyata, ternyata sama ganasnya dengan harimau di dunia maya. 


 Hal ini dikatakan karena sifat online dunia maya yang tidak memaksa penggunanya untuk bertatap muka, sehingga pengguna media sosial lebih banyak berbicara atau berkomentar. Karena keleluasaan yang ditawarkannya, pengguna media sosial seringkali melupakan etika komunikasi, bahkan dalam kasus tertentu bisa menjadi kategori kejahatan. 


 Meski sama dengan berkomunikasi secara terbuka di dunia nyata, media sosial pun berpotensi menimbulkan konflik. 


 Tujuan diadopsinya Undang-Undang Informasi Bisnis Elektronik (UU ITE) adalah untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan penyebarluasan informasi transaksi elektronik. Dan UU ITE sebagai payung hukum agar masyarakat lebih berhati-hati dalam berbicara di dunia maya. 


 Di era digital sekarang ini, kebanyakan orang menggunakan internet untuk mempermudah pekerjaan atau mencari informasi. Jadi setiap tindakan yang dilakukan pasti menimbulkan jejak digital. Dan tanpa disadari, jejak digital di internet bisa menjadi masalah besar bagi pengguna internet itu sendiri. Mengapa? Karena jejak digital mengandung informasi pribadi yang dapat menimbulkan hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. 


 Kita harus tahu bahwa jejak digital adalah semua informasi yang kita tinggalkan di internet. Pada umumnya, pengguna internet tidak menyadari jejak digital mereka. Jejak digital dapat diakses oleh banyak orang dalam waktu singkat, dan jejak digital adalah yang paling sulit untuk dihapus. Dengan demikian, akibat penyalahgunaan data lebih banyak diekspos oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 


 Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan, kita harus pintar menggunakan internet atau berkomentar di jejaring sosial. Berhati-hatilah dalam memposting komentar dan informasi palsu di dunia digital. Jangan asal memasukkan informasi pribadi seperti informasi ID dan informasi keuangan ke dalam aplikasi karena takut penipuan. 


 Apa yang dapat disebabkan oleh jejak digital? Pertama, informasi yang Anda bagikan secara online, yang disebut jejak digital aktif Anda, seperti konten yang diunggah, pesan langsung, komentar di media sosial, menyelesaikan survei online, dan mengirim email. 


 Kedua, informasi yang Anda tinggalkan tanpa diketahui di Internet, atau informasi yang dikumpulkan secara otomatis oleh pihak lain tanpa sepengetahuan pemilik jejak digital. Ini disebut pelacakan digital pasif, misalnya: riwayat penelusuran, alamat IP, perangkat yang digunakan oleh aplikasi yang menggunakan lokasi GPS kami. 


 Pembaca harus mengetahui bahwa watak atau karakter seseorang dapat diketahui dengan bantuan cakram digital. Misalnya, jika kita memberikan komentar yang penuh kebencian dan kasar di media sosial, orang akan menilai karakter kita berdasarkan unduhan atau komentar di media sosial. Jadi orang yang awalnya bersimpati dengan kita karena komentar kasar dan tidak sopan kita mati meninggalkan kita. 


 Terkadang kita tanpa sadar mengomentari link seseorang atau mengunduh sebanyak yang kita mau tanpa menyadari bahwa jejak digital sangat berisiko. Seringkali kami juga menyertakan data pribadi dalam aplikasi, seperti KTP, KK, nomor rekening bank, daftar riwayat hidup, dll. digital yang akhirnya menghabiskan uang kita tanpa sepengetahuan kita. (*). Penulis adalah pengamat media sosial

Berita Pilihan

berita POPULER+

TerPopuler