![]() |
KH Masduqi Abdurrahman rutin Mengasuh kajian Tafsir Al-Ibrizi dari tahun 1967 |
Jombang, Setiap Jumat pagi, sekitar pukul 05.30 WIB, jamaah Tafsir Al-Ibrizi Roudhotu Tahfidzil Quran di Pesantren Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur mulai berdatangan.
Jamaah berkumpul di depan KH Ahmad Masduqi Abdurrahman untuk mendengarkan pengajian Tafsir Al-Ibriz hingga pukul 07.00 WIB. kemudian berdoa bersama.
Gus Muhammad Syarifuddin Ahmad, mengatakan bahwa membaca tafsir Ibrizi adalah salah satu kebiasaan Kiai Masduq yang berlanjut dari hari ini hingga tahun 1967. Selama Kiai Masduqi sehat dan tidak ada kendala berarti, tafsir Al-Qur'an Ibriz akan terus berlanjut.
Kiai Masduqi banyak menggunakan bahasa Jawa dalam mengaji karena sebagian besar jamaahnya berbahasa Jawa. Santri juga mengikuti pengajian bersama KH Masduq.
“Pembacaan rutin kitab tafsir Ibriz sudah dimulai sejak tahun 1967,” tegas Gus Syarifuddin, Jumat (10/2/2023). Pernyataan rutinnya disiarkan di saluran YouTube Pondok Perak. Gus Didin, sapaan akrabnya menambahkan, jemaah yang mengikuti kajian rutin penerjemahan Ibriz tidak hanya dari Jombang tapi juga dari daerah sekitar, termasuk alumni.
Bagi alumni, pengajian rutin Al-Qur'an tidak hanya digunakan sebagai sumber ilmu, tetapi juga sebagai tempat silaturahim dan pertemuan. Tafsir Ibrizi adalah karya KH Bisri Musthofa, seorang penutur bahasa Jawa asal Rembang, Jawa Tengah.
Tafsir Al-Ibriz berisi tafsir lengkap 30 juz ayat. “Ada jamaah yang mengaji dari Jombang dan sekitarnya, tapi ada juga yang dari luar Jombang seperti Nganjuk, Kediri, Mojokerto”, jelas Gus Didin.
Ia mengatakan sistem tajwid Tafsir Al-Ibrizi menggunakan model guru membaca kemudian menjelaskan arti dari kata yang dibaca. Setelah khatam sampai juz 30 diulang lagi. Kiai Masduqi merupakan salah satu tokoh agama tertua di Kabupaten Jombang.
H Ahmad Masduqi Abdurrahman lahir pada tahun 1936 dan dikaruniai 12 anak (3 meninggal). Bagi Kiai Masduq, membaca kitab Al-Ibriz seperti membaca Alquran dan artinya.
Memang tokoh kiai tua itu dikenal selalu mengaji, dan menjadi amalan yang sering diberikan kepada jamaahnya untuk membaca kitab suci Al-Qur'an juga. Tak heran jika di usia 87 tahun, Kiai Masduqi masih terlihat sehat dengan suaranya yang merdu.
Selain itu, ia masih aktif berkegiatan di berbagai tempat di Jombang maupun di luar Jombang. “Latihan rutin dan sering anjuran yaitu minimal sehari (baca 200 ayat Al Quran), insyaallah sehat terus,” kata Gus Didin.
Nama Kiai Masduqi Abdurrahman menarik perhatiannya saat ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf mencium tangannya di sudut gerbang utama Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Kiai Masduq terlihat baru saja menggelar sajadah hijaunya dan bernostalgia pada Selasa (2/7/2023) pagi menjelang puncak peringatan 100 tahun NU.