Tentang Mengucapkan Natal Dalam Islam -->

Tentang Mengucapkan Natal Dalam Islam

Sunday, December 25, 2022, Sunday, December 25, 2022
Riyanto, anggota Banser NU yang menjadi korban bom yang diletakan didalam Gereja di Mojokerto Jawa Timur saat acara perayaan NATAL tahun 2000.
Riyanto, anggota Banser NU yang menjadi korban bom yang diletakan didalam Gereja di Mojokerto Jawa Timur saat acara perayaan NATAL tahun 2000.


Tentang Mengucapkan Natal.
Oleh: *Habib Umar bin Hafidz*

Hukum mengucapkan selamat (tahni’ah) Natal kepada umat Kristiani. 
Ucapan tersebut boleh selama tak disertai pengakuan (iqrar) terhadap hal-hal yang bertentangan dengan pokok akidah Islam, seperti klaim Isa anak Tuhan dan keikutsertaan dalam kemaksiatan.

Kebolehan ini, tutur Habib Umar, karena memuliakan para utusan Allah, termasuk Nabi Isa, adalah di antara hal yang pasti diakui dalam Islam (min dharuriyyati hadza ad-din).

Sikap moderat (wasathiyah) adalah karakter inti ajaran Islam. Ia merepresentasikan perilaku Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Habib Umar mengutip surat al-Baqarah (143), “Dan demikianlah Kami (Tuhan) jadikan kalian umat yang ‘wasath’ (adil, tengah-tengah, terbaik) agar kalian menjadi saksi (syuhada’) bagi semua manusia, dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi (syahid) juga atas kalian.”

Dalam ayat tersebut umat Islam dipuji Tuhan sebagai golongan yang ‘wasath’ karena mereka tak terjerembab dalam dua titik ekstrem.

Yang pertama, ekstremitas umat Kristen yang mengenal tradisi “rahbaniyyah” atau kehidupan kependetaan yang menolak keras dimensi jasad dalam kehidupan manusia serta pengkultusan terhadap utusan.

Yang kedua adalah ekstremitas umat Yahudi yang melakukan distorsi atas Kitab Suci mereka serta melakukan pembunuhan atas sejumlah nabi. Habib Umar mengajak setiap Muslim untuk tidak berlaku tatharruf (ekstrem) dalam menjalankan ajaran agama.

“Ekstrimisme yang terjadi akhir-akhir ini terjadi karena konsep wasathiyah mulai terkikis,”.

Karenanya, tutur Habib Umar, sikap moderat harus menjelma di setiap dimensi kehidupan seorang muslim, baik dalam ranah akidah, pemikiran, etika, maupun interaksi dengan orang lain.

Habib Umar menyebut Wali Songo sebagai contoh ideal yang berhasil menerapkan prinsip moderat dalam kegiatan dakwah menyebarkan Islam di Nusantara.

“Dengan sikap moderat yang ditunjukkan Wali Songo, Islam dapat diterima dengan baik di Indonesia,”.

Habib Munzir Al Musawwa:

“Mengenai ucapan Natal, hal itu dilarang dan haram hukumnya jika diniatkan untuk memuliakan agama lain, namun jika diniatkan untuk menjalin hubungan baik agar mereka tertarik pada islam atau tidak membenci islam, maka hal itu ada sebagian ulama yg memperbolehkan,”.

Syeikh Yusuf Al-Qardhawy (Rektor Al Azhar mesir)

Syeikh Yusuf Al-Qardhawiy membolehkan mengucapkan “Selamat Natal”. Khususnya bagi umat Kristen yang memiliki hubungan khusus dengan seorang muslim seperti hubungan kekerabatan, bertetangga, berteman di kampus atau sekolah, kolega kerja, dan lain-lain. Dengan catatan, mereka tidak sedang memerangi umat Islam.

Syeikh Wahbah Az-Zuhaili.

Tidak ada halangan dalam bersopan santun (mujamalah) dengan orang Nasrani menurut pendapat sebagian ahli fiqh berkenaan hari raya mereka asalkan tidak bermaksud sebagai pengakuan atas (kebenaran) ideologi mereka.

Di antara ulama yang MEMBOLEHKAN adalah:

Syekh Ali Jum’ah,
Syaikh Alhabib Ali Aljufri
Syekh Yusuf Qaradhawi, 
Syekh al-Syurbashi, 
Syekh Abdullah bin Bayyah, 
Syekh Nasr Farid Washil, 
Syekh Musthafa Zarqa, 
Syekh Ishom Talimah, 
Syekh Musthafa al-Zarqa', 
Prof. Dr Abdussattar Fathullah Sa'id, 
Prof. Dr. Muhammad al-Sayyid Dusuqi, 
Majelis Fatwa Eropa, 
Majelis Fatwa Mesir, dan lainnya.
Dan Masyayikh NU

Di antara ulama yang MENGHARAMKAN seorang Muslim secara mutlak mengucapkan selamat atas hari raya agama lain Tanpa Melihat Pandang dan Perincian Hukum Dalam Fiqih adalah:

Ibnu Taimiyyah (ulama rujukan Wahabi)
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (ulama rujukan wahabi)
Syekh Abdul Aziz bin Baz (ulama wahabi) 
Syekh Utsaimin (ulama wahabi)
Syekh Ibrahim bin Muhammad al-Haqil, 
Syekh Ibrahim bin Ja’far, 
Syekh Ja’far At-Thalhawi, dan lainnya.

SANTRI_untuk_NEGRI

Berita Pilihan

berita POPULER+

TerPopuler