Masalah-masalah sosial, seperti; kemiskinan, pelacuran, pengangguran, kriminilitas. Sistemsosial seperti: tradisi, usha kecil atau menengah, sitem pemerintahan, sitem pertanian. Lembaga-lembaga sosial seperti sekolah layanan rumah sakit, lembaga pedesaan.Kebijakan public seperti : dampak kebijakan BBM, dampak perlakuan sebuah UU.
C. Pentingnya teori sosial
Teori dan fakta berjalan secara simultan, teori sosial merupakan refleksi dari fakta sosial, sementara fakta sosial akan mudah di analisis melalui teori-teori sosial. Teori sosial melibatkan isu-isu mencakup filsafat, untuk memberikan konsepsi-konsepsi hakekat aktifitas sosial dan prilaku manusia yang ditempatkan dalam realitas empiris. Charles lemert (1993) dalam Social Theory; The Multicultural And Classic Readings menyatakan bahwa teori sosial memang merupakan basis dan pijakan teknis untuk bisa survive.
Teori sosial merupakan refleksi dari sebuah pandangan dunia tertentu yang berakar pada positivisme. Menurut Anthony Giddens secara filosofis terdapat dua macam analisis sosial, pertama, analisis intitusional, yaitu ansos yang menekan pada keterampilan dan kesetaraan actor yang memperlakukan institusi sebagai sumber daya dan aturan yang di produksi terus-menerus. Kedua, analisis perilaku strategis, adalah ansos yang memberikan penekanan institusi sebagai sesuatu yang diproduksi secara sosial.
Langkah-Langkah Ansos
Proses analisis sosial meliputi beberapa tahap antara lain
1. Memilih dan menentukan objek analis
Pemilihan sasaran masalah harus berdasarkan pada pertimbangan rasional dalam arti realitas yang dianalsis merupakan masalah yang memiliki signifikansi sosial dan sesuai dengan visi atau misi organisas
2. Pengumpulan data atau informasi penunja
Untuk dapat menganalisis masalah secara utuh, maka perlu didukung dengan data dan informasi penunjang yang lengkap dan relevan, baik melalui dokumen media massa, kegiatan observasi maupun investigasi langsung dilapangan. Re-cek data atau informasi mutlak dilakukan untuk menguji validitas data.
3. Identifikasi dan analisis masalah
Merupakan tahap menganalisis objek berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Pemetaan beberapa variable, seperti keterkaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama dilakukan pada tahap ini. Melalui analisis secara komphrehensif diharapkan dapat memahami subtansi masalah dan menemukan saling keterkaitan antara aspek.
4. Mengembangkan presepsi
Setelah di identifikasi berbagai aspek yang mempengaruhi atau terlibat dalam masalah, selanjutnya dikembangkan presepsi atas masalah sesuai cara pandang yang objektif. pada tahap ini akan muncul beberapa kemungkinan implikasi konsekuensi dari objek masalah, serta pengembangan beberapa alternative sebagai kerangka tindak lanjut.
5. Menarik kesimpulan
Pada tahap ini telah diperoleh kesimpulan tentang; akar masalah, pihak mana saja yang terlibat, pihak yang diuntungkan dan dirugikan, akibat yang dimunculkan secara politik, sosial dan ekonomi serta paradigma tindakan yang bisa dilakukan untuk proses perubahan sosial.
D. Peranan Ansos Dalam Strategi Gerakan PMII
Ingat, paradigma gerakan PMII adalah kritis transformatif, artinya PMII dituntut peka dan mampu membaca realitas sosial secara objektif (kritis), sekaligus terlibat aktif dalam aksi perubahan sosial (transformatif). Transformasi sosial yang dilakukan PMII akan berjalan secara efektif jika kader PMII memiliki kesadaran kritis dalam melihat realitas sosial. Kesadaran kritis akan muncul apabila dilandasi dengan cara pandangan luas terhadap realitas sosial. Untuk dapat melakukan pembacaan sosial secara kritis, mutlak diperlakukan kemampuan analisis sosial secara baik. Artinya, strategi gerakan PMII dengan paradigma kritis transformatif akan dapat terlaksana secara efektif apabila ditopang dengan kematangan dalam analisis sosial (ANSOS).
ANALISIS DIRI
A. Pengertian Analisis Diri
Analisis menurut KBBI adalah menyelidiki suatu hal atau peristiwa, sedangkan diri adalah komposisi pikiran dan perasaan yang menjadi kesadaran seseorang mengenai eksistensi individualitasnya, pengamatannya tentang apa yang merupakan miliknya tentang siapa dia, perasaan tentang sifat-sifatnya, kualitasnya, dan segala sesuatu tentang dirinya.
Diri seseorang adalah jumlah total dari apa yang disebut kepunyaan. Jadi, analisis diri adalah sebuah metodologi untuk memilah dan mengetahui potensi dari diri seseorang, yang didalamnya meliputi kelebihan dan kekurangan sehingga potensi-potensi diri dapat direalisasikan atau diaktualisasikan.
Analisis diri secara umum ingin mengungkapkan latar belakang idiologi, sosial budaya, keagamaan dan keadaan psikologi manusia. Sedangkan secara khusus analisis diri ingin mengungkap motivasi manusia untuk menjadi bagian dari PMII. Pada hakikatnya Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan yang lain. Manusia memiliki cipta, karsa, serta karya untuk berfikir secara mandiri untuk merubah kontruksi pola pikir, sikap, dan tindakan.
Hakikat Diri
Untuk menganalisis diri, kita harus tahu siapakah sebenarnya diri kita. Ini adalah proses mendasar dan pertanyaan paling awal untuk mulai menemukan potensi diri. Memulai dari mencari potensi-potensi yang ada dalam diri kita sendiri. Ketika seseorang telah menemukan jati dirinya maka dia akan semakin mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Al-Ghazali berpendapat bahwa manusia tersusun dari unsur material dan immaterial yang berfungsi aebagai abdi dan khalifah di bumi. Manusia pada hakikatnya adalah jiwanya. Jiwa menjadi haqiqat yang hakiki dari manusia karena sifatnya latif, rohani dan rabbni sesudah mati. Secara berturut-turut dalam kitab ihya’ Ulumuddin Al-Ghazali mendefinisikan empat istilah manusia:
1. Al-Qalb sesuatu yang halus (latifah) bersifat keTuhanan dan keruhanian (AlRabbaniyah wa Al-Ruhaniyah).
2. Al-Ruh sesuatu yang halus (latifah) yang merupakan hakikat ilmu pengetahuan (al-Ilm) merasa (al-syur).
3. Al-Nafs sesuatu yang halus (latifah) yang merupakan hakikat manusia (haqiqah al insaniyyah).
4. Al-Aql sesuatu yang halus (latifah) merupakan hakikat manusia yang sama dengan Al-Qalb
Dari definisi manusia menurut Al-Ghazali diatas dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki sifat yang halus dan baik dari sifat ketuhanan dan keruhaniaan, hakikat ilmu pengetahuan dan hakikat manusia.
Setiap manusia adalah makhluk yang bisa berfikir, bertindak dan merefleksikan apa yang telah dilakukan. Namun tidak semua manusia memiliki keyakinan dan motivasi diri untuk berkembang. Gerak dinamis manusia selalu diawali dari dinamisasi individu yang dipengaruhi oleh lingkungan dan komunitasnya. Namun juga banyak manusia yang acuh terhadap persoalan-persoalan diluar dirinya. Berangkat dari kesadaran ini manusia berarti harus mampu memimpin dirinya sendiri untuk bisa memimpin sesuatu yang bergerak dinamis diluar dirinya. Pemahaman seperti ini akan memiliki dampak
B. Pentingnya Analisis Diri Dalam Pergerakan
Barangkali diantara kita ada yang bertanya tentang seberapa penting Analisis Diri dalam PMII. Diantara alasannya adalah action, movement, harakah. Karena di PMII mengajak para sahabat-sahabatnya untuk beraksi, bergerak, dan berbuat baik tidak hanya untuk mereka sendiri, tetapi juga untuk kemajuan melalui beberapa cara.
Langkah-Langkah Analisa Diri
Dalam diri seseorang, terdapat tiga komponen, yakni (1). komponen pengamatan dimana cara ini dilakukan untuk mengamati diri sendiri tentang wajahnya, kesan pesan yang dibuat orang lain, (2). Komponen pengertian, meliputi pengertian seseorang meliputi pengertian seseorang tentang kesanggupannya, miliknya, berbagai sifatnya dan batas kemampuannya, (3). Komponen sikap , meliputi perasaan orang lain terhadap dirinya, asal-usul, latar belakang sikapnya terhadap kedudukan saat ini.
Peran Analisis Diri Dalam PMII
Analisis Diri sebagai penjabaran dari diri manusia itu sendiri, kemudian digunakan oleh kader PMII dalam menggunakan jiwa dan raganya untuk menganalisa kebudayaan yang ada di organisasi PMII. Setelah mampu memetakan kebudayaan yang ada dalam PMII, maka para kader akan mampu mendapatkan gambaran budaya dan atmosfer yang sesuai untuk dirinya yang selanjutnya mampu mereka dalami di PMII itu sendiri.
PMII memiliki nilai-nilai yang harus dijunjung setinggi-tingginya menggunakan hati nurani kader PMII. Penganalisaan dalam PMII tentunya tidak berhenti, ketika semua telah dipahami maka saatnya untuk mengekspresikan dan bisa menerima segala fenomena-fenomena yang ada diluar darinya.
Sebagai mahasiswa pergerakan, sifat loyal dan militan merupakan identitas yang mendasar dalam diri setiap kader. Hal tersebut merupakan pembentuk kepercayaan diri dalam pergerakan.
Jika seseorang kehilangan kepercayaan dirinya maka orang tersebut akan kesulitan atau timbul keraguan dalam mengambil keputusan. Hal tersebut tentunya tidak boleh terjadi, karena mneyangkut kebebasan berekspresi khususnya dalam pergerakan.