AWAS !!! PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSFUSI DARAH -->

AWAS !!! PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSFUSI DARAH

Kamis, 25 Agustus 2022, Kamis, Agustus 25, 2022
dr. Edi Winarso, sp.KKLP
dr. Edi Winarso, sp.KKLP

Penulis: dr. Edi Winarso, sp.KKLP
Darah adalah mukjizat. Inilah salah satu syarat agar manusia bisa bertahan hidup. Dengan segala kompleksitas komposisi dan reaksi biokimia di dalamnya, kemajuan teknologi, yang katanya sudah mencapai 5.0, manusia tidak mampu membuat tiruannya. Bukan kaleng-kaleng dan tidak ada KW 1, KW 2 dan seterusnya. Pasien yang kekurangan darah, pada level tertentu, harus ditambah darah melalui proses transfusi darah, yang darahnya harus diambil dari manusia lain yang disebut pendonor. Seandainya darah bisa diganti dengan, air kelapa muda misalnya, pasti semuanya jadi lebih mudah. 


Tetapi harus diingat bahwa transfusi darah, sebagaimana tindakan medis yang lain, juga mempunyai risiko. Salah satunya adalah risiko tertular penyakit dari pendonor yang dapat ditularkan melalui transfusi darah. Penyakit-penyakit tersebut dikenal dengan istilah IMLTD (Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah). Adalah sangat penting agar dilakukan skrining/uji saring penyakit tersebut pada setiap kantong darah yang akan ditransfusikan. 


Jangan sampai terjadi, pasien yang pernah ditransfusi di kemudian hari menderita penyakit menular seksual seperti sifilis dan HIV/AIDS, padahal mereka sama sekali tidak pernah “jajan”. Ibarat pepatah “ tidak makan nangkanya tapi kena getahnya”. Bisa gawat, akan terjadi “perang dunia” dan  “kunjungan piring terbang” di rumah pasien tersebut, bisa terjadi saling tuduh antara suami dan istri, dan bahkan bisa terjadi perpecahan keluarga. Efek dominonya bisa paaaanjang dan laaama.


Juga, jangan sampai terjadi, setelah transfusi darah, pasien justru menderita penyakit Liver maupun Kanker Hati. Ini juga tidak kalah gawat, karena penderita sakit liver maupun kanker hati akan kehilangan produktivitasnya. Apabila diderita oleh seorang tulang punggung keluarga, maka ketahanan pangan dan ekonomi keluarga tersebut dalam bahaya. Penderita justru akan menjadi beban keluarga untuk waktu yang cukup lama. Bagaimana keluarga ini mencari nafkah dan membesarkan anak-anaknya?

Di Indonesia, diketahui ada 4 (empat) penyakit yang harus diperiksa sebelum darah ditransfusikan kepada pasien. 


1. Hepatitis B

Hepatitis B adalah peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Infeksi hepatitis B umumnya tidak bertahan lama dalam tubuh penderita dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diobati. Kondisi ini disebut infeksi hepatitis akut atau hepatitis B akut. Namun, infeksi hepatitis B juga bisa menetap dan bertahan dalam tubuh seseorang atau menjadi kronis dan menimbulkan berbagai komplikasi.


Salah satu komplikasi berbahaya dari Hepatitis B adalah Sirosis Hati. Sirosis adalah kondisi ketika organ hati telah dipenuhi dengan jaringan parut dan tidak bisa berfungsi dengan normal. Jaringan parut ini terbentuk ketika sel-sel hati yang rusak diperbaiki oleh “bengkel” tubuh. Proses perbaikan ini menimbulkan jaringan parut. Semakin banyak sel yang mengalami kerusakan, akan mengakibatkan semakin banyak dan luas jaringan parut yang terbentuk dan sel hati yang sehat justru semakin berkurang, sehingga fungsi hati juga semakin berkurang. 

Secara umum, komplikasi akibat Hepatitis B ini disebut sebagai “Sakit Liver”, ditandai dengan perut yang membesar, penderita semakin kurus, kulit dan selaput mata berwarna kuning, kadang kala disertai muntah darah.

2. Hepatitis C

Hepatitis C adalah peradangan pada hati akibat infeksi virus hepatitis C. Mirip dengan Hepatitis B, dalam proses akut, Hepatitis C dapat sembuh sendiri. Tetapi ketika menjadi kronis, Hepatitis C dapat menimbulkan komplikasi. 
Salah satu komplikasi berbahaya adalah timbulnya kanker hati yang ditandai dengan munculnya benjolan di perut kanan atas yang teraba keras seperti batu.


3. Sifilis

Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum yang menyebar melalui hubungan seksual dengan penderitanya. Sifilis berbeda dengan penyakit Kencing Nanah yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, walaupun sama-sama termasuk dalam kelompok Infeksi Menular Seksual. Ini adalah penyakit bagi mereka yang suka “jajan” sembarangan.

Gejala sifilis diawali dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit di area kelamin, mulut, atau dubur. Luka atau ulkus pada area kelamin yang menjadi gejala sifilis (syphilis) sering kali tidak terlihat dan tidak terasa sakit sehingga tidak disadari oleh penderitanya. Meski begitu, pada tahap ini, infeksi sudah bisa ditularkan kepada orang lain. Bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita. 

Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, sifilis dapat merusak otak, jantung, dan organ lain. Pada ibu hamil, infeksi juga berbahaya karena dapat menyebabkan kondisi janin tidak normal, bahkan kematian pada bayi. 

4. HIV/AIDS

Sesuai dengan namanya. HIV/AIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus. Penyakit ini sudah “ngetop” beberapa dekade terakhir sehingga tidak perlu penjelasan panjang lebar. Sampai hari ini belum ditemukan vaksin pencegahan maupun obatnya. 

Penderita perlahan-lahan akan kehilangan sistem kekebalan tubuhnya sehingga pada suatu saat, tubuhnya tidak lagi mampu menahan serangan bakteri, jamur dan virus. Tubuhnya akan terserang beberapa penyakit sekaligus, tanpa bisa mempertahankan diri, sampai akhirnya meninggal dunia perlahan-lahan. Penyakit yang sungguh mengerikan.

Mengingat bahwa IMLTD sangat berbahaya, maka Unit Transfusi Darah baik milik PMI maupun milik Rumah Sakit wajib melakukan skrining/uji saring atas penyakit tersebut. Maka dari itu, adalah wajar apabila dalam setiap pengambilan darah dari Unit Transfusi Darah dikenakan sejumlah biaya. Salah satu kegunaan biaya tersebut adalah untuk skrining IMLTD ini, bukan untuk membeli darah. 

Kemudian jangan lupa, mari kita selalu menjaga kesehatan kita agar ketika ada yang membutuhkan darah, kita dapat membantu dengan mendonorkan darah kita. Air mata seorang ibu tidak dapat menghidupkan anaknya, tetapi darah kita, darah anda dan saya, bisa!

Berita Pilihan

berita POPULER+

TerPopuler