Jadi DPO KPK, Ketua MA IPNU Lampung Desak Penonaktifan MM Dari Bendahara Umum PBNU -->

Jadi DPO KPK, Ketua MA IPNU Lampung Desak Penonaktifan MM Dari Bendahara Umum PBNU

Rabu, 27 Juli 2022, Rabu, Juli 27, 2022
Ketua Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul ulama (MA IPNU) provinsi Lampung, Yansen Zainabun


Bandar Lampung --- Menyusul reaksi keras para kiai dan kader NU di Jawa timur terhadap kasus MM yang kini ditetapkan sebagai buron atau Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Ketua Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul ulama (MA IPNU) provinsi Lampung, Yansen Zainabun, menyampaikan keprihatinannya dan berharap PBNU segera mengambil sikap menonaktifan MM sebagai bendahara umum PBNU.

" Kami turut prihatin dan heran kenapa  Ketua Umum PBNU Gus Yahya (KH Yahya Cholil Staquf) belum mengambil sikap tegas kepada saudara Mardani Maming selaku  bendahara umum PBNU," kata mantan ketua PW IPNU Lampung ini, Rabu (27/7/2022).

Menurutnya paska MM ditetapkan sebagai tersangka dan bahkan saat ini dinyatakan sebagai buron oleh KPK menjadi preseden buruk bagi perkumpulan terbesar di Indonesia ini.

" Belum adanya sikap tegas PBNU ini menjadi pertanyaan di kalangan warga NU lampung saat ini, ada apa," pungkasnya.

Sebelumnya, dikutip dari BANGSAONLINE.com, hal yang sama juga disampaikan oleh Sudarsono Rahman, SH, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur periode 1988-1992 dalam keterangan tertulisnya yang diterima , Rabu (27/7/2022) malam.

Cak Dar, panggilan akrab Sudarsono Rahman, yang kini Pembina Pimpinan Pusat (PP) IPNU dan PW IPNU Jawa Timur itu mengaku heran terhadap sikap Gus Yahya.

“Jangan tersandra oleh apapun. Partai politik saja langsung menonaktifkan kader atau pengurusnya yang terjerat kasus korupsi. Masak NU yang merupakan organisasi waliyullah mempertahankan, bahkan cenderung melindungi pengurus terasnya yang jelas-jelas terjerat kasus korupsi. Minimal dinonaktifkan atau langsung dipecat,” tegas kader senior NU yang selalu dinamis ini.

Berita Pilihan

berita POPULER+

TerPopuler