Pesan guru waktu dibangku sekolah " Lebih baik diam daripada menilai kesalahan orang lain tanpa bercermin". Itulah yang menjadi inspirasi penulis dalam pergaulan sehari- hari. Kita sebagai mahluk sosial tidak terlepas dari pergaulan, tanpa mengenal status sosial. Dalam pergaulan pasti ada permasalahan baik berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain.
Maka, lebih baik diam daripada sibuk menilai orang lain tanpa mau bercermin. Lebih baik diam dan bercermin daripada sibuk menghakimi orang lain tanpa mau mencoba mencari kesalahan pada diri sendiri.
Permasalahan yang sedang terjadi dan yang kita hadapi, harus diselesaikan dengan bijak, agar tidak menimbulkan gejolak sosial akibat terjadi miskomunikasi dalam interaksi sosial.
" Semut di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata tidak nampak,". Peribahasa tersebut menggambarkan sifat manusia yang lebih mudah menilai orang lain daripada menilai diri sendiri.
Terkadang kita merasa paling mengerti tentang orang lain, mudah menghakimi dan menyalahkan orang lain. Padahal, kita sama sekali tidak bisa membaca pikirannya dan mengukur kedalaman hatinya, lantaran kita tidak berada di posisi yang orang lain hadapi.
Menurut hemat penulis, kita harus berlaku bijak dalam menilai orang lain. Jangan mudah melihat hal-hal yang buruk dari orang lain tanpa melihat' kebaikannya. Karena, wajar saja melakukan kesalahan karena manusia memang tidak ada yang sempurna.
Intinya adalah jangan sampai kita merasa paling benar, merasa paling memahami dunia dan seisinya, tanpa mau memahami dirinya sendiri. Jangan menilai dan menunjuk kesalahan orang lain tanpa bisa berintrospeksi terhadap diri sendiri.
Menurut hemat penulis, kita harus berlaku bijak dalam menilai orang lain. Jangan mudah melihat hal-hal yang buruk dari orang lain tanpa melihat' kebaikannya. Karena, wajar saja melakukan kesalahan karena manusia memang tidak ada yang sempurna.
Intinya adalah jangan sampai kita merasa paling benar, merasa paling memahami dunia dan seisinya, tanpa mau memahami dirinya sendiri. Jangan menilai dan menunjuk kesalahan orang lain tanpa bisa berintrospeksi terhadap diri sendiri.
Karena, introspeksi diri itu sangat penting untuk mengetahui posisi dan kedudukan kita sebagai manusia. Apakah kita sudah menjalani hidup ini dengan maksimal, atau justru banyak orang yang tidak nyaman dengan kelakuan kita sehari-hari.
Maka, lebih baik diam daripada sibuk menilai orang lain tanpa mau bercermin. Lebih baik diam dan bercermin daripada sibuk menghakimi orang lain tanpa mau mencoba mencari kesalahan pada diri sendiri.
Agar kita terhindar dari sifat merasa benar sendiri yang harus kita lakukan adalah Pertama, Waktu yang sangat berharga harus kita isi dengan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat. Daripada menghabiskan waktu untuk berbuat dosa, lebih baik kita mengalihkan perhatian kita pada hal-hal yang jauh lebih baik, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Kedua, kita harus sadar dan menyadari, bahwa setiap orang tidak ada yang sempurna. Orang yang dinilai, maupun orang yang menilai juga pastilah bukan manusia yang sempurna. Maka, jangan saling menilai, namun saling melengkapi kekurangan masing - masing. Apalagi saling mencari kesalahan satu sama lain.
Kedua, kita harus sadar dan menyadari, bahwa setiap orang tidak ada yang sempurna. Orang yang dinilai, maupun orang yang menilai juga pastilah bukan manusia yang sempurna. Maka, jangan saling menilai, namun saling melengkapi kekurangan masing - masing. Apalagi saling mencari kesalahan satu sama lain.
Ketiga, kita sebisa mungkin harus rebutan salah jangan berebut benar, jika hal ini sudah kita lakukan dalam interaksi sosial, pasti tidak ada gejolak sosial, baik secara vertikal maupun horizontal. ( Gati Susanto)
Penulis adalah pemerhati sosial tinggal di Tulang Bawang Barat - Lampung .